Bila suatu saat aku jatuh cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cintaPilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hatiPertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !
 

Syariat Islam Mengenai Cinta & Menikah Tanpa Cinta

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Alloh Subhanallohu wa Ta’ala di dalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya. Sebagaimana Firman Alloh Subhanallohu wa Ta’ala, yang artinya: "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendir , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar Rum: 21)

Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram. Cinta mengandung segala makna kasih sayang, keharmonisan, penghargaan dan kerinduan, disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka, lapang dan sempit.

Cinta Adalah Fitrah Yang Suci
Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya.Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.

Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia .Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.

Islam mebersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram.

Menikah Tanpa Cinta
Adakalanya sebuah pernikahan terjadi tanpa dilandasi oleh cinta. Mereka berpendapat bahwa cinta itu bisa muncul setelah pernikahan. Islam memandang bahwa faktor ketertarikan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan begitu saja.Islam melarang seorang wali menikahkan seorang gadis tanpa persetujuannya dan menghalanginya untuk memilih lelaki yang disukainya seperti yang termuat dalam Al Qur'an dan Al Hadist

Firman Alloh Subhanallohu wa Ta’ala, yang artinya: "Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin dengan bakal suaminya" (QS. Al Baqarah: 232)

"Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu anhu , bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam , lalu ia memberitahukan bahwa ayahnya telah menikahkannya padahal ia tidak suka , lalu Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam memberikan hak kepadanya untuk memilih” (HR Abu Daud)

Karena yang menjalani sebuah pernikahan adalah kedua pasangan itu bukanlah wali mereka.

Selain itu seorang yang hendak menikah hendaknyalah melihat dahulu calon pasangannya seperti termuat dalam hadist: "Apabila salah seorang dari kamu meminang seorang wanita maka tidaklah dosa atasnya untuk melihatnya, jika melihatnya itu untuk meminang, meskipun wanita itu tidak melihatnya" (HR. Imam Ahmad)

Memang benar dalam beberapa kasus, pasangan yang menikah tanpa didasari cinta bisa mempertahankan pernikahannya. Tapi apakah hal ini selalu terjadi, bagaimana bila yang terjadi adalah sebuah neraka pernikahan, kedua pasangan saling membenci dan saling mencaci maki satu sama lain. Sebuah pernikahan dalam islam diharapkan dapat memayungi pasangan itu untuk menikmati kehidupan yang penuh cinta dan kasih sayang dengan mengikat diri dalam sebuah perjanjian suci yang diberikan Alloh Subhanallohu wa Ta’ala. Karena itulah rasa cinta dan kasih sayang ini sudah sepantasnya merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum kedua pasangan mengikat diri dalam pernikahan. Karena inilah salah satu kunci kebahagian yang hakiki dalam mensikapi problematika rumah tangga nantinya.
 

TUNTUNAN DAN PEDOMAN ( kutbah jum'at )

TUNTUNAN DAN PEDOMAN

HIDUP MANUSIA



Hadirin jamaah jum’at yang dimuliakan oleh Allah.

Marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kepada allah SWT. dengan menjalankan perintah-Nya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, dan juga meninggalkan larangan-Nya dengan tunduk dan patuh serta sabar dan berserah diri.

Juga taqwa yang dapat menumbuhkan kesadaran dalam menjalani dan menyikapi kehidupan di dunia ini, menyadari dan memahami akan hakekat dunia yang sebenarnya, dunia yang serba sementara, dunia yang tempat menanam amal dan pahala, tempat bercocok tanam dan hasilnya dapat dinikmati di akhirat nanti. Allah SWT. menciptakan alam dunia dan seluruh isinya ini sebagai amanat bagi manusia yang herus dijaga dan dipelihara serta dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia

Untuk itu Allah SWT. memberikan tuntunan dan pedoman kepada manusia berupa aturan-aturan agama yang akan mengatur kehidupan manusia lewat para Nabi dan Rasul-Nya yang telah terangkum dalam kitab suci Al-Qur’an dan sunnah rasul Al Hadits. Islam merupakan agama yang menjadikan aturan-aturan dan tata hidup yang bertujuan untuk menggapai dua tujuan hidup di akhirat kelak. Rasulullah SAW. bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Asakir, yang artinya :

Artinya : “Berusahalah untuk urusan duniamu seolah-olah engkau hidup selama-lamanya, dan bekerjalah untuk urusan akhiratmu seolah-olah engkau mati besok.”

Hadirin inilah keindahan ajaran agama islam, yang mengatur hidup manusia untuk mencapai dua kehidupan yang berbahagia, tidak hanya bahagia di dunia saja namun sejahtera di akhirat nanti. Kita sepenuhnya menyadari bahwa kehidupan di dunia ini adalah arena perjuangan yang membawa dua kemungkinan, yaitu bahagia atau celaka. Dan sudah semestinya bahwa kebahagiaan itulah yang kita idam-idamkan.

Namun kita pun harus menyadari bahwa jalan menuju kebahagiaan itu penuh dengan liku-liku dan duri  yang merintangi. Namun jika kita mampu untuk sabar dan tabah, maka insya’ Allah kita dapat mencapai kebahagiaan itu.

Hadirin jamaah yang dimuliakan oleh Allah.

Rintangan dan tantangan tidak hanya dihadapi oleh umat sekarang ini saja, namun sudah dirasakan oleh umat-umat sebelumnya pada zaman Nabi misalnya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 10 yang berbunyi :

Ïs)s9ur xÌökçJó$# 9@ßãÎ/ `ÏiB y7Î=ö6s% s-$yssù šúïÏ%©!$$Î/ (#rãÏy Oßg÷YÏB $¨B (#qçR$Ÿ2 ¾ÏmÎ/ tbrâäÌöktJó¡o ÇÊÉÈ  

Artinya : “dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa Rasul sebelum kamu, Maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka Balasan (azab) olok-olokan mereka.”

Hadirin, ayat tadi menjelaskan, bahwa ujian dan cobaan itu dialami juga para Nabi dan Rasul dalam mengajak manusia untuk memperoleh dua kebahagiaan hidup, yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat nanti. Bagi umat zaman sekarang ini, cobaan dan rintangan itu tidak lain berasal dari nafsu diri kita sendiri, nafsu yang dikuasai oleh syetan dan terbujuk oleh rayuan iblis angkara murka, tipu daya dan bujukan syetan pada dasarnya menjerumuskan dan membelotkan kita kepada tujuan hidup yang sesungguhnya. Jika kita terbujuk dengan syetan, maka saat-saat kehancuran pun baginya mulai tiba. Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 16 :

Èb#s%©!$#ur $ygÏY»uŠÏ?ù'tƒ öNà6ZÏB $yJèdrèŒ$t«sù ( cÎ*sù $t/$s? $ysn=ô¹r&ur (#qàÊ̍ôãr'sù !$yJßg÷Ytã 3 ¨bÎ) ©!$# tb$Ÿ2 $\/#§qs? $¸JÏm§ ÇÊÏÈ  

Artinya : “dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, Maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, Maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah

Demikian kehidupan dengan macam persoalannya namun sebagai muslim yang taat kepada Allah hendaknya kita menghindarkan diri dari cengkraman nafsu Syaitoniyah, yakni dengan terus berupaya untuk meningkatkan taqwa dan mempertebal keimanan, juga selalu berjalan pada jalur yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan juga Al Hadits. Dalam menghadapi persoalan dunia yang serba ruwet ini hendaklah kita selalu berpegang teguh kepada ketentuan Allah yang memang disediakan untuk membentengi iman dan taqwa kita dari serangan-serangan nafsu syaitoniyah.

Hadirin jamaah jum’at yang dimuliakan oleh Allah.

Kita hendaknya menyadari pula bahwa harta benda, kedudukan, pangkat, dan kesenangan dunia yang lain adalah amanat Allah yang selalu hendaknya kita jaga dan kita pelihara dengan sebaik-baiknya. Dengan kesenangan dan kemewahan dunia, sebaliknya kita akan mensyukuri dan mempergunakan sebagaimana yang Allah kehendaki, dan inilah makna dari syukur yang sebenarnya.

Hadirin, hidup sederhana inilah yang membawa kita dan ketrentaman hidup, oleh sebab itu, Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk selalu hidup dengan sederhana, secara tegas Allah SWT. memberikan garis besar kepada Rasulullah SAW. dalam firman-Nya surat Al-Ahzab ayat 28 :

$pkšr'¯»tƒ ÓÉ<¨Z9$# @è% y7Å_ºurøX{ bÎ) £`çFZä. šc÷ŠÎè? no4quŠysø9$# $u÷R9$# $ygtFt^ƒÎur šú÷üs9$yètFsù £`ä3÷èÏnGtBé&  Æä3ômÎhŽ| é&ur %[n#uŽ|  WxŠÏHsd ÇËÑÈ  

Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, Maka Marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.”

Dari ayat ini jelas bahwa Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk hidup sederhana apa adanya, sehingga Allah SWT. memerintahkan kepada Rasulullah SAW. untuk menceraikan istrinya yang menuntut kemewahan dunia.

Hadirin sidang jum’at yang dimuliakan oleh Allah

Memang benar jika kita amati dengan teliti sikap orang yang hidupnya sederhana selalu tahan uji, tidak neko-neko, hidupnya biasa meskipun sebenarnya dia mampu, dia seorang pemimpin misalnya, pejabat tinggi namun ia berjiwa besar, tawakkal. Oleh sebab itu melalui mimbar yang sangat mulia ini, saya mengajak kepada diri saya sendiri khususnya juga kepada segenap hadirin yang hadir dan juga para pendengar dimanapun berada pada umumnya untuk berusaha dan menciptakan hidup kita ini menjadi kehidupan yang sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari dengan penuh harapan mudah-mudahan Allah SWT. memberikan nikmat dan keridlo’an-Nya kepada kita, memberikan hidayah-Nya agar kita mampu untuk menjadi orang yang menjalani hidup ini dengan kehidupan yang sederhana, tampil apa adanya, kita berdo’a kepada Allah SWT. agar diberikan kekuatan kepada kita untuk menjalani kehidupan dunia ini apa adanya sehingga kita hidup bahagia dengan kehidupan yang sederhana. Amin.